Minggu, 02 Desember 2012

alasan-alasan munculnya psh(pendidikan seumur hidup)

Hakikat Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional sering pula disebut pendidikan sepanjang raga (long life education) bukanlah sesuatu yang baru. Pada abad 14 yang lampau, tepatnya pada zaman Nabi Muhammad Saw ide dan konsep itu telah disiarkannya dalam bentuk suatu imbauan, dalam haditsnya:
اُطْلُبُوُا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلىَ اللََّحْدِ
artinya :”Tuntutlah ilmu oleh kalian mulai sejak di buaian hingga liang lahat”.

Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya tidak ada batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Jika seorang petani yang sudah tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidup manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.
Dengan kata lain, pendidikan itu merupakan bagian integral dari hidup itu sendiri. Prinsip pendidikan seperti itu mengandung makna bahwa pendidikan itu lekat dengan diri manusia, karena dengan itu manusia dapat terus menerus meningkatkan kemandiriannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat, meningkatkan rasa pemenuhmaknaan (self fulfillment) dan terarah kepada aktualisasi diri.
Alasan-alasan psh masih ada,yaitu sebagai berikut:
  1. Alasan Keadilan
    Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan sosial.Hinsen menunjukan konteks yang lebih luas yaitu dengan terselenggaranya PSH yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional (Cropley: 33). Dalam hubungan ini Bowle mengemukakan statemen bahwa pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial (Cropley: 33).Contohnya: setiap orang behak bersekolah tidak memandang si kaya dan simiskin selagi ada kemauan untuk belajar
  2. Alasan Ekonomi,Tidak dapat dipungkiri, alasan ekonomi merupakan alasan yang sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan. Apalagi di Negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan hampir-hampir tidak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. tidak terkecuali di Negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan, dan mereka merasa berat beban biaya penyelenggaraan pendidikan tersebut. Dalam hubungannya dengan masalah tersebut PSH yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35). Contohnya :semakin tinggi gelar seseorang maka lebih mudah bagi orang itu untuk mendapatkan jabatan, maka secara tidak langsung hidupnya akan lebih makmur dari sebelumnya.
  3.  Alasan Faktor Sosial,Faktor yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek. Perkembangan iptek yang demikian pesat yang telah melanda negara maju dan negara-negara yang sedang berkembang memberi dampak yang besar terhadap terjadinya karena adanya perubahan-perubahan kehidupan sosial ekonomi dan nilai budaya. Seperti berubahnya corak pekerjaan, status dan peran adolesen versus kelompok dewasa, hubungan sosial pekerja dengan atasannya, khususnya bertambahnya usia harapan hidup dan menurunnya jumlah kematian bayi, dan yang tak kalah pentingnya ialah berubahnya sistem dalam peranan lembaga pendidikan.Fungsi pendidikan yang seharusnya diperankan oleh keluarga, dan juga fungsi lainnya, seperti fungsi ekonomi, rekreasi dan lain-lain, lebih banyak diambil alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi di luar lingkungan keluarga, khususnya oleh sekolah. Jika dahulu masa anak dan remaja diartikan sebagai masa belajar dalam dunia persekolahan, sedangkan dunia orang dewasa adalah dunia kerja, kini garis batas yang memisahkan kedua kelompok usia tersebut sedang menjadi kabur. Contohnya: dalam bermasyarakat orang yang memiliki bersekolah atau berpendidikan lebih disegani.
  4.  Alasan Perkembangan Iptek
    luasnya pengaruh perkembangan iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi. Namun invensinya didalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal.Contohnya:dalam bidang pertanian dulu orang membajak sawah dengan kerbau sekarang dengan traktor, ini artinya kalau kita gaptek maka kita akan jauh ketinggalan.
  5.  Alasan Sifat Pekerjaan, Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan iptek disatu sisi dalam skala besar menyita pekerjaan tangan diganti dengan mesin, tetapi tidak dapat dipungkiri disisi yang lain juga memberi andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang menyerap banyak tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah.Contohnya: untuk menjadi guru kita di haruskan tamat s1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar